Jumat, 03 Oktober 2014

  • Mengenai Film Haji Backpacker


     Tulisan blog saya kali ini ada membahas sebuah film yang membuat saya terpacu untuk berpetualang. Film ini menceritakan kisah seorang anak pemuda yang marah pada orang tuanya, marah pada semua orang, bahkan sama Tuhan. Rasa penasaran saya semakin menggila setelah saya membaca sinopsis film ini. Film ini adalah 'Haji Backpacker', film ini sangat bagus untuk pengambilan gambarnya. Namun masih sedikit kurang baik dalam alur ceritanya (menurut saya). Dari angka 1-10, saya memberikan nilai 8,5 untuk film ini. 

    Film ini mengisahkan seorang pemuda yang bernama Mada, ia marah pada semua orang dan Tuhan. Karena ia merasa Tuhan tidak adil padanya, dia menjalani kewajibannya sebagai seorang muslim yang baik, sholat, do'a, dzikir, mengaji. Tetapi ia kecewa dan marah karena kenapa pada saat hari pernikahannya, Tuhan tidak merestui hubungan mereka. Sofia gadis yang ingin dinikahinya tidak membalas cintanya, karena ia dan Mada hanya seorang sahabat yang saling menyayangi, tidak lebih dari itu. 

    Perjalan Mada dimulai dari Thailand, disana ia menikmati dunia yang bebas. Berpesta semaunya, lupa akan kewajibannya sebagai muslim. Ketika itu ia terlibat masalah dengan sekelompok geng preman disana, Mada membunuh salah satu anggotanya. Namun disisi lain kaka/mba dari Mada memberi tahu bahwa ayahnya telah tiada, karena meninggal saat menjalankan ibadah haji. Tiba-tiba Marbell kekasih mada yang ditipu oleh agen TKI sehingga ia bekerja dipanti pijat. Marbell datang membawa berita bahwa sekelompok preman mencari Mada untuk membunuhnya karena balas dendam. Mada pun bergegas pergi menuju Vietnam, dan Marbell pulang kembali ke Indonesia.

    Di Vietnam, Mada menjadi kuli untuk mendapatkan sepeser uang untuk makan. Namun, Mada jatuh sakit dan menggigil kedinginan dan ia memilih untuk tidur didalam kardus buah. Tanpa ia sadari, setelah ia terbangun dari tidurnya, Mada telah sampai di sebuah desa di China. Disana ia dirawat oleh Suchun, gadis desa yang periang, baik hati dan anak seorang tabib muslim.

    Setelah ia pulih, ia berpamitan untuk melanjutkan perjalanannya. Mada bekerja dengan paman Suchun untuk sementara ke Tibet. Lalu setelah dari Tibet, Ia pergi menuju India untuk menemui seorang guru yang bisa mengartikan mimpi buruknya yang terbang dengan balon lalu balon tersebut bolong karena kubah masjid yang besar.

    Di India, ia belajar tentang arti sebuah kepatuhan pada Tuhan maha esa, yaitu Allah SWT. Ia mengerti bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, yaitu Allah. Lalu disana ia bertemu dengan Sofia. Sofia menjelaskan bahwa ia tidak bisa mencintainya lebih dari seorang sahabat. Sofia memberi tahu Mada bahwa ia tidak perlu marah pada semua orang, apa lagi kepada Sang Khalik. Karena yang bersalah disini ada Sofia.

    Setelah dari India, ia lanjut melewati Pakistan lalu sampailah ia di Iran.  Tiba-tiba saja kendaran angkutan umum tersebut di cegat oleh pasukan dari Iran. Mada ditangkap lalu di introgasi, untuk membuktikan bahwa ia masih pasukan yahudi atau bukan.Mada pun ditantang untuk membaca Al-Qur'an dengan hatinya atas nama Allah SWT untuk membuktikan bahwa ia muslim. Si pberontak itu oun langsung menangis dan meminta maaf setelah Mada membacakan ayat suci Al-Qur'an dengan menangis. Kemudian Mada direkomemdasikan olehnya untuk bekerja menjadi awak kapal yang menuju Saudi Arabia. Sesampainya di Arab, Mada diberikan sedikit imbalan dari kapten kapal.

    Setelahn ia sampai di Mekkah, lalu ia mengunjungi makam massal anggota jamaah haji yang meninggal. Lalu bayang ayahnya muncul dan mengajak Mada untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Mada pun pergi ke Ka'bah untuk beribadah umrah. Dan ia menemukan dirinya yang baru. Mada menetap di Mekkah dan bekerja sampai musim haji tiba.

    Itulah sedikit cerita yang bisa saya tulis atau informasikan mengenai film yang berkualitas ini. Tetaplah berjaya perfilman indonesia.

    Terima Kasih
    Salam Lestari Indonesia

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Dicky Yudha.

    Design Edited By DICKY | DICKY